Konsep dan teknik harga pokok produksi
a.
Pengertian
Untuk menentukan lab rugi perusahaan dan sarana
informasi untuk menetapkan harga jual pada produk tersebut diperlukan penentuan
harga pokokproduksi. Dalam hal ini harga pokok produksi sangat penting dalam
menetukan harga jual. Harga pokok produksi ini dapat menentukan harga jual agar
memperolehlaba yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Berikut ini beberapa
pengertian harga pokok dari beberapa pengamat akuntansi:
Menurut Mulyadi (2010) menyatakan istilah harga pokok
juga digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan
bahan baku menjadi produk jadi.
Menurut Hansen danMowen (2009) harga pokok produksi
adalah total harga pokok produk yang diselesaikan selama periode berjalan.
b.
Tujuan
Tujuan
menghitung harga pokok:
1.
Untuk menentukan harga penjualan, harga
pokok penjualan tidak dapat ditentukan sebelum harga pokoknya ditentukan
terlebih dahulu.
2.
Untuk menentukan laba atau rugi
perusahaan. Laba dihitung dengan cara
penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan. Padahal harga pokok penjualan
baru dapat ditentukan setelah harga pokok ditentukan terlebih dahulu.
3.
Untuk memberi penilaian didalam laporan
keuangan yang berupa neraca. Harta dalam neraca yang berupa persediaan produk
jadi harus dinilai, diberi harga. Dengan pemberian harga tersebut dapat
diketahui kekayaan perusahaan. Penilaian atau pemberian harga tersebut
informasinya dari harga pokok.
4.
Untuk menentukan kebijakan perusahaan.
Misalnya dalam kasus akan memberi potongan harga pada saat menjual secara
besar-besaran.Dalam pengambilan kebijakan ini jangan sampai harga yang
ditentukan berada di bawah harga pokok.
Untuk menentukan efisiensi perusahaan. Hal ini dapat
dilakukan dengan membandingkan perkiraan penentuan harga pokok sebelum proses
produksi dikaksanakan dengan perhitungan harga pokok setelah proses produksi
dikerjakan
c.
Komponen harga pokok produksi
Harga pokok produksi meliputi
keseluruhan bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang
dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Harga pokok produksi terdiri
atas tiga komponen utama, yaitu.
1.
Bahan baku
langsung yang meliputi : biaya pembelian bahan, potongan pembelian, biaya angkut
pembelian, biaya penyimpanan, dan lain-lain.
2.
Tenaga kerja
langsung yang meliputi semua biaya upah karyawan yang terlibat secara langsung
dalam proses pembuatan bahan baku menjadi barang jadi atau barang yang siap
dijual.
d. Perhitungan
Metode
metode full costing dengan variable costing adalah dalam
perlakuan biaya tetap (fixed cost), dimana full costing biaya tetap sebagai
biaya produk (product cost), sedangkan dalam variable cost diperlakukan sebagai
biaya periode.
Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri
dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga
kerja langsung xxx
Biaya
overhead pabrik tetap xxx
Biaya
overhead pabrik variabel xxx
Harga pokok
produksi xxx
Metode variable costing adalah metode penetuan harga
pokok produksi yang menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel saja.
Harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur-unsur
biaya produksi sebagai berikut:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Harga pokok produksi xxx
dikelompokkan menjadi 2 metode yaitu:
1.
Harga pokok pesanan
(Job Order Costing)
2.
Harga pokok proses
(process costing)
Metode harga pokok
pesanan yaitu seluruh biaya produksi dikumpulkan, dan penentuan harga pokok
produksi dihitung dengan membagi seluruh biaya pada tempat - tempat biaya
disebut departemen produksi dan jumlah pembagi biaya pada tempat biaya adalah
unit ekuivalen.
Metode harga pokok
proses cocok untuk mengolah produksinya secara kontinyu, seperti perusahan
tenun, kertas, semen dan yang karakter:
- Perusahan yang memproduksi secara masal
- Perusahaan yang memproduksi secara terus menerus
- Produk satu dan yang lainnya memiliki kualitas
dan bentuk yang relatif sama.
Metode harga pokok pesanan cocok untuk perusahaan yang
mengiolah produksinya berdasarkan pesanan pihak tertentu seperti perusahaan
mebeul, perusahaan karoseri, percetakan dan yang sejenisnya.
Harga pokok pesanan mempunyai karakteristik :
a)
Biaya satu pesanan
bisa berbeda dengan pesanan yang lain.
b)
Biaya perunit satu
pesanan bebeda dengan pesanan yang lain.
c)
Biaya produksi bisa
ditentukan begitu pesanan selesai.
d)
Biaya produksi per
unit dihitung dengan membagi jumlah biaya produksi satu pesanan
dengan unit yang dipesan.
e)
Tiap pesanan
mempunyai karakteristik yang berbeda.
Untuk
ilustrasi diberikan contoh sebagai berikut:
Untuk
Memproduksi 6 unit produk dibutuhkan 5 kg bahan baku @ Rp 8000,00 , Biaya tenaga kerja 6 Jam kerja @ Rp 5000,00
per jam. Biaya overhead pabrik 50% dari Biaya bahan baku.
Perhitungan:
Biaya Bahan
Baku 5 x Rp
8000,00 = Rp 40.000.00
Biaya
tenaga Kerja 6 x Rp
5000,00 = Rp30.000.00
Biaya
Overhead Pabrik 50% x Rp 40.000
,00 = Rp 20.000,00
Harga pokok
= BBB + BTK + BOP = Rp 40.000,00 + Rp 30.000,00 + Rp 20.000,00
= Rp. 90.000,00
Harga pokok
1 unit produk = Rp 90.000.00 : 6 = Rp 15.000.00
Apabila
produk tersebut dijual per unit Rp 20.000.00 maka :
Penjualan = 6x Rp 20.000.00 = Rp
120.000,00
Harga Pokok
Penjualan = 6 x Rp 15.000,00 = Rp 90.000,00
Konsep biaya produksi
Akumulasi harga pokok untuk menentukan biaya produksi
per unit dapat dikelompokkan menjadi 2 metode yaitu:
3.
Harga pokok pesanan
(Job Order Costing)
4.
Harga pokok proses
(process costing)
Setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok
produksinya secara individual
Biaya produksi dibagi 2:
1. biaya produksi langsung
2. biaya produksi tidak langsung
penjelasan
Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja dan dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya
terjadi.
Biaya tidak langsung: Biaya Over Pabrik (BOP) dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka
Harga pokok produksi per unit dihitung saat pesanan
selesai diproduksi dengan cara membagii jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan
tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang
bersangkutan.
Laba/rugi
Keuntungan (laba) atau rugi suatu usaha akan diketahui
setelah penerimaan hasil penjualan produk dikurangi dengan harg pokok, biaya
pemasaran, dan biaya umum. Laba ini masih disebut laba kotor. Laba bersih baru didapat
setelah ditambah pendapatan di luar usaha (misalnya penjualan limbah) dikurangi
biaya di luar usaha (misalnya sumbangan ke Pemda) dan pajak (PPh 25 dan 39).
Laba/rugi=(jumlah
produk x harga produk)-total biaya produksi
Bagus blog dan bagus juga materinya.. ada satu pertanyaan..bagaimana solusi jika harga produksi setelah dihitung melebihi harga jual..sementara itu sudah harga pasaran?
BalasHapusterima kasih
berarti ada kerugian dalam kita memproduksi. kita harus buat yang namanya kelayakan bisnis dan perencanaan, dengan demikian kelayakan ini perlu dilakukan. solusinya dengan melihat sudah berapa yang diproduksi dengan harga jual lebih rendah dari harga produksi dan produksi selanjutnya kita meningkatkan margin jualnya.
BalasHapus